All Chapters of Pernikahan Dadakan: Gadis Bisu Pemenang Hati Presdir: Chapter 61 - Chapter 70

Maggie refleks menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. Satu-satunya pakaian yang menutupi tubuh Maggie sudah dilempar ke lantai."Nggak mau lanjut?" tanya Easton. Dia mengembuskan napas, lalu menjepit dagu Maggie untuk memaksanya bertatapan dengannya.Mata Maggie berkaca-kaca. Dia yang gugup dan canggung menggigit bibirnya.Easton tersenyum tidak berdaya dan membungkuk untuk mencium punggung tangan Maggie. Sementara itu, sekujur tubuh Maggie gemetaran. Tangan yang menutupi tubuhnya perlahan diturunkan. Di bawah cahaya lampu, setiap bagian tubuh Maggie terpampang jelas di depan Easton.Maggie merangkul leher Easton dan semua di depannya mulai serasa berputar. Lampu di bagian atas sudah dimatikan. Hanya tersisa cahaya lampu kekuningan di dalam kamar.Easton tidak berniat berhenti. Dia langsung melepaskan jubah tidurnya dan melemparnya ke karpet. Bahu Easton yang lebar hampir menghalangi pandangan Maggie.Maggie memandang lampu gantung di langit-langit dengan tubuh berguncang. Waktu berlal

Suara Jossie tercekat. Saat hendak bicara lagi untuk membujuk Easton, panggilan telepon sudah diakhiri.Easton hendak keluar setelah mandi. Dia mendongak dan melihat ke arah kamar tamu di lantai 2. Easton berpesan kepada Rora untuk menyiapkan makanan tidak berminyak terlebih dahulu. Dia menambahkan, "Hari ini akhir pekan, kabari istriku nanti malam mau makan di rumah lama.""Apa nanti Tuan pulang untuk jemput Nyonya?" tanya Rora dengan penuh perhatian. Selesai bicara, dia baru menyadari kurang pantas melontarkan pertanyaan seperti itu. Rora segera menjelaskan, "Aku lihat biasanya Nyonya selalu naik taksi setiap keluar, sepertinya agak repot."Easton mengernyit. Dia memang tidak pernah memperhatikan masalah ini. Seingatnya, Maggie memang tidak memiliki kendaraan pribadi.Keluarga Leandra memang tidak terlalu terkenal di lingkaran sosial kalangan atas Kota Jostam, tetapi mereka termasuk keluarga menengah ke atas. Keluarga Leandra mempunyai putri angkat yang dimanjakan sejak kecil. Putri

Easton berbicara lagi, "Tunggu."Ucapan Easton membuat Kaeso gugup. Easton berpesan, "Ingat tanya dia ada SIM atau nggak. Kalau dia nggak bisa menyetir, utus sopir untuk antar jemput dia."Kaeso langsung mengiakan beberapa kali. Setelah memastikan panggilan telepon diakhiri, dia baru berani mengembuskan napas lega. Kaeso mengira Easton berubah pikiran dan berniat membeli 2 mobil untuk kedua wanita itu.Kaeso membuka surelnya, hanya ada 2 deret angka. Kelihatannya seperti tanggal. Kaeso memikirkannya dengan saksama. Dia hanya ingat salah satunya adalah tanggal pernikahan Easton dan istrinya.Mengenai sederet angka yang lain, Kaeso tetap tidak menemukan jawabannya setelah berpikir keras. Tiba-tiba, dia membuka folder dokumen rahasia di desktop. Di dalamnya berisi informasi tentang latar belakang Maggie.Tanggal lahir Maggie dan angka di surel sama persis. Ternyata itu adalah tanggal lahir Maggie.Yang satu adalah mantan pacar selama 7 tahun, yang satu lagi adalah istri sah. Kaeso berkome

"Bereskan masalah pribadimu dengan baik. Aku nggak mau lihat skandalmu dengan wanita itu di berita yang nggak jelas. Nanti saham perusahaan anjlok lagi," tegur Julian yang marah. Namun, ucapannya tidak terlalu kasar karena ada senior di sini.Ekspresi Hana berubah drastis. Dia yang lihai menangkap intinya. Hana bertanya, "Siapa wanita itu? Easton, kamu berhubungan dengan wanita lain di luar?"Devina memelototi suaminya, lalu tersenyum kepada Hana dan menjelaskan, "Bu, bukan seperti yang kamu pikirkan. Easton selalu menjaga dirinya. Kali ini, reporter itu sembarangan menulis berita karena Easton membela Jossie."Devina melanjutkan, "Bukannya Ibu juga tahu Jossie? Easton dan Jossie punya hubungan dekat, nggak mungkin Easton diam saja melihat seorang wanita ditindas. Aku juga memperhatikan masalah ini. Bukan Easton yang salah, beritanya juga sudah pelan-pelan teredam.""Jossie?" ucap Hana yang lihai. Dia mengernyit, lalu meletakkan sendok dan menyeka sudut bibirnya dengan saputangan.Hana

Ucapan Owen membuat Maggie tidak bisa berkata-kata. Maggie meremas tangannya dengan perasaan bimbang.Isi kontrak sudah tertulis dengan jelas. Hubungan Maggie dan Easton tidak boleh diungkap ke publik.Selama ini, Owen sangat memperhatikan Maggie. Bagi Maggie, Owen seperti seorang kakak yang tidak mempunyai hubungan darah dengannya.Maggie tidak bodoh. Dia berterima kasih atas perhatian Owen kepadanya selama ini. Namun, sepertinya perhatian Owen sudah melewati batas hubungan teman biasa.Sebenarnya, Maggie tidak memiliki perasaan cinta kepada Owen. Akan tetapi, bagaimana dengan Owen? Apa Owen hanya menganggap Maggie sebagai adiknya?Lampu merah menyala di persimpangan jalan. Owen menghentikan mobil secara perlahan, lalu memandang Maggie dan bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya teman sekamar. Jadi, orang itu memang Easton?"Maggie seketika tersadar. Seharusnya yang dimaksud Owen adalah pesan yang dikirim Easton pada acara makan-makan kemarin. Ruang obrolan Easton dan Maggie tidak sen