All Chapters of Wanita ketiga Duda Kaya: Chapter 11 - Chapter 20

Rain memperbaiki posisinya, aura ketampanan dan kharismanya membuat semua orang menunggu ia untuk berbicara. "Saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu, Saya Rainer Milano yang akan bertanggung jawab atas Dania, saya datang karena ingin meminta restu kepada Ibu dan Bapak. Pernikahan kami akan segera diselenggarakan dan sudah tidak dapat dibatalkan lagi." Walaupun penyampaiannya cukup santai ada ketegasan dalam ucapannya yang tidak ingin dibantah. "Kamu bukan laki-laki yang melakukannya?" tanya Andre dengan tatapan menyelidik. "Saya bukan laki-laki seperti itu." Rain terlihat sangat berwibawa. Andre menjadi sangat bersalah. "Maaf karena kamu yang datang bersama Dania dan anaknya, aku pikir kamu pelakunya." "Jika aku adalah seorang kakak aku pun akan melakukan hal yang sama," Rain sangat berbesar hati, Dania lega mendengarnya. "Kenapa kamu mau menikahi, Dania?" sahut Bu Tari. "Karena dia ibu susu putraku," jawab Rain. "Anak ini putramu?" Bu Tari tidak ingin percaya.

Beberapa hari telah berlalu. Hari yang harusnya bahagia itu telah tiba, Dania akhirnya bisa mengenakan gaun pengantin walaupun tidak sesuai dengan impiannya. Setidaknya ia bisa merasakan menjadi seorang pengantin. Ia sudah tidak percaya diri merajut mimpi indah dengan seorang pasangan setelah kehilangan kehormatannya. Tidak normal jika ia tidak memiliki pria di dalam hatinya hanya saja nama itu ia hapus karena merasa noda dalam dirinya akan menjadi pembatas yang sangat tinggi. Adapun Rain, ia sangat memesona dengan penampilannya, sesaat Dania tidak bisa berpaling melihat calon suaminya itu, tapi ia segera menyadarkan diri agar tidak terlalu dini untuk tertarik apalagi jatuh cinta. Perasaan harus dibuang jauh-jauh dalam pernikahannya. Cukup penuhi hak dan kewajiban saja atau mungkin ada kesepakatan yang akan dibuat seperti di novel-novel maka lakukan itu saja. Sampai takdir sendiri yang akan mengakhirinya. Tidak banyak yang menghadiri pernikahannya, hanya keluarga besar kedua belah

Rain merapikan rambut panjang Dania yang menutupi wajahnya dengan menyampirkannya ke belakang tapi ia malah semakin melihat bagian keindahan lainnya, leher jenjang yang mulus dan putih Dania semakin menggodanya di tambah dada membusung yang sempat membuatnya penasaran sudah sangat jelas di depan mata. "Terima perlahan-lahan, kita akan melakukannya dengan santai," ucap Rain. Ia kembali mencondongkan tubuhnya untuk mencium Dania yang tidak kunjung membalas, hingga beberapa saat kemudian Dania merespon, tiba-tiba kedua tangannya menyentuh pinggang Rain. Sentuhan itu membuat Rain tersenyum artinya Dania sudah siap menerimanya. Ia pun beraksi lebih gila, ia mulai membuka kancing piyama Dania. Duda satu anak itu menjadi tidak sabaran tapi Dania lagi-lagi memegang tangannya untuk mencegahnya sambil berusaha melepaskan pagutan bibir mereka tapi Rain tidak memberi kesempatan hingga istrinya itu menyerah dengan sendirinya dan akhirnya ia berhasil menuntaskan nafsunya serta meyakinkan Dania

Dania bangun pagi untuk menunaikan sholat subuh seperti biasanya. Rain masih tertidur pulas. Setelah Dania sholat ia membangunkan Rain, untungnya suaminya itu sangat mudah dibangunkan hanya saja Rain tidak segera meninggalkan tempat tidur, ia malah menarik Dania ke pelukannya. Dania tiba-tiba merasa gematar dan berdebar. "Sholat dulu, Pak," ucap Dania. "Aku ingin melakukan ibadah yang lain dulu," balas Rain. Ia mulai mendekatkan wajahnya saat Dania tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah menikahi Bu Monika?" "Belum, aku tidak punya waktu untuk membahasnya, lagipula denganmu saja sudah cukup," ucap Rain, Dania merasa sedikit lega mendengarnya, meski mereka tidak saling cinta, Dania masih ada rasa keberatan untuk diduakan. "Jadi kemana saja selama seminggu ini?" Akhirnya Dania bisa menanyakan itu. "Keluar kota karena pekerjaan," "Oh," rasanya plong setelah mengetahuinya. "Boleh aku lanjutkan?" tanya Rain sedikit tidak sabar, bagaimana pun sudah seminggu ia tidak melakukannya.

Keesokan harinya. Dania tiba di kediaman keluarganya, Tadinya Rain ingin berangkat bersama tapi tidak jadi karena tiba-tiba ada rapat penting. Dania sempat mengejeknya, "Katanya bos bisa memiliki waktu fleksibel?" dibalas oleh Rain, "Ada hal-hal yang tidak bisa dihindari walaupun kamu adalah bos." Dania tersenyum mengingatnya, kala itu ia sedang menjelaskan kepada keluarganya kenapa Rain datangnya belakangan. Hari-hari di kediaman Keluarga Dania menjadi sangat sibuk hingga akhirnya tiba hari akad nikah. Acara dilangsungkan di rumah, karena rumah orang tua Dania termasuk besar dan mewah di kalangan orang desa, jadi tidak perlu menyewa tempat, tapi resepsi akan tetap dilaksanakan di gedung. Sudah menjadi tradisi tersendiri untuk orang-orang di desa, setiap ada acara pernikahan, keluarga si empunya acara akan memakai baju yang sama, mulai dari nenek buyut hingga bayi semua harus sama. Yang menjadi masalahnya, baju yang sama disediakan juga untuk Rain. Apa iya suaminya itu mau