Malam itu, lampu ruang keluarga menebar cahaya hangat. Tari dan Radit duduk bersandar di sofa, secangkir teh dan camilan sederhana di meja kecil di depan mereka. Beberapa hari terakhir, waktu bersama terasa lebih berkualitas—obrolan ringan, diskusi tentang buku, film, dan ide-ide kecil yang kadang memancing tawa.Tiba-tiba, sebuah berita di layar TV membuat Radit mengernyit, lalu terkejut. Matanya membesar, tubuhnya sedikit maju ke depan."Gila! Bener-bener gila deh..." serunya, menatap Tari seolah butuh berbagi kegilaan itu."Kenapa menatapku?" tanya Tari, mendelik, nada suaranya separuh penasaran, separuh waspada."Mantanmu, tuh... gila, hahaha..." Radit tertawa, sambil menepuk-nepuk pipi Tari dengan ringan.Tari mengangkat alisnya, menahan tawa. "Aku kenal juga tuh... Pandu. Datang juga kok ke pernikahan kita.""Iyakah?" Radit terkekeh. "Dia kan main di Bubat juga."
Última atualização : 2025-11-17 Ler mais