Pagi masih muda ketika Bumi terbangun. Udara di kamar itu masih dingin, aroma kopi semalam belum sepenuhnya hilang dari meja kerja di sudut ruangan. Ia bangkit pelan-pelan, mencoba tak menimbulkan suara. Di dapur kecil itu, ia merebus air, menyiapkan dua cangkir kopi. Satu untuknya, satu lagi untuk Tari. Kebiasaan kecil yang tak pernah benar-benar diminta, tapi selalu ia lakukan.Ia duduk di meja makan, membuka laptop dan mulai membaca ulang naskah yang harus disuntingnya. Satu pekerjaan datang dari penerbit kecil—tak seberapa, tapi cukup untuk membeli beras dan kebutuhan dapur untuk seminggu ke depan. Setidaknya, pikirnya, ia bisa sedikit bernapas hari ini.Suara langkah Tari terdengar dari kamar. Bumi melirik sekilas. Tari telah mandi, rambutnya masih basah dan digerai. Ia sibuk berdiri di depan cermin kecil di atas lemari, merapikan alis dan menyemprotkan parfum.“Aku dapat kerjaan nyunting naskah lagi,” kata Bumi pelan, mencoba memecah hening. “Lumayan, buat belanja seminggu ke de
Last Updated : 2025-08-10 Read more