Klara menatap layar ponselnya lagi, membaca ulang pesan singkat dari Patryk yang dikirim olehnya sejak semalam.“Kau pikir kau aman di samping ayahku? Kau salah besar. Aku akan menghancurkanmu, Klara.”Klara akhirnya menghela napasnya dengan panjang dan mengabaikan pesan tersebut.“Biarkan saja. Aku tidak peduli,” gumamnya pelan.Ia sudah terlalu sering melihat wajah asli Patryk: pengkhianat, licik, sekaligus pengecut. Lelaki itu tidak pantas lagi mengisi ruang dalam pikirannya.Siang itu, Klara memilih duduk sendirian di kafe kantor. Secangkir cappuccino mengepul di depannya, dan buku catatan kerja terbuka di meja.Namun pikirannya melayang-layang, tidak benar-benar fokus pada angka-angka yang tertera. Dia masih memikirkan bagaimana caranya agar terlihat meyakinkan di hadapan orang tua Adrian.“Tapi, kenapa aku harus memikirkan hal itu? Agar membuat Patryk semakin cemburu padaku? Tapi, dia tidak pernah mencintaiku sejak kami menjalin hubungan pun.”Klara lalu menjambak rambutnya kare
Last Updated : 2025-09-28 Read more