“Maaf ya, Tuan Neil. Di sini kau tidak bisa seenaknya. Lagipula...” Lena menatapnya tajam sambil menunjuk sudut ruangan, “...di sini terpasang CCTV. Kalau kau bertingkah lebih jauh, security-ku akan segera datang ke sini.” Suasana seketika membeku. Lena lalu berdiri anggun, menyibak rambutnya ke belakang, sebelum melenggang keluar dengan langkah tegas. Neil hanya bisa terdiam. Matanya gelap, rahangnya mengeras menahan amarah. Jemarinya mengepal di atas meja. “Berani sekali dia mempermainkanku...” gumamnya pelan, nyaris seperti geraman. Tak lama kemudian, pintu terbuka. Leon masuk bersama seorang LC yang sedari tadi menunggu di luar. Wajah keduanya tampak cemas. “Bos, ada apa? Bos baik-baik saja, kan, dengan wanita itu?” tanya Leon hati-hati. Neil menghela napas panjang, menekan emosinya. “Leon, kita pulang saja.” “Hah? Bos? Baru juga satu lagu...” Leon melirik jam di dinding, “...rugi kita, lho. Sudah booking dua jam penuh.” Neil mendadak menoleh, matanya menyala penuh
Last Updated : 2025-09-05 Read more