Lampu-lampu kristal menggantung megah di langit-langit ballroom, memantulkan cahaya keemasan yang menambah kesan mewah pada pesta ulang tahun Axel malam itu. Musik lembut mengalun, gelas-gelas beradu, dan para tamu berbaur dengan senyum ramah, menikmati hidangan serta anggur pilihan. Axel duduk di samping Selena, nyaris tak pernah meninggalkannya. Senyumnya tak pernah lepas, dan matanya berbinar setiap kali menceritakan sesuatu. “Aku sudah hampir sebulan memimpin salah satu anak perusahaan milik ayahku,” kata Axel penuh semangat. “Awalnya sulit, tekanan besar, tapi aku berhasil membuktikan diriku. Kini semua laporan keuangan stabil, investor puas, dan ayah semakin percaya padaku. Kau tahu betapa bangganya aku, Selena?” Lena tersenyum tipis, memainkan gelas anggurnya. “Kedengarannya… hebat sekali, Tuan Axel.” “Haha, kau boleh panggil aku Axel saja. Aku tidak ingin ada jarak di antara kita.” “Oh… baiklah, Axel.” Axel terus bercerita tentang bisnis, ekspansi pasar, dan rencana bes
Last Updated : 2025-09-10 Read more