Waktu telah menjadi diam.Namun, dari keheningan yang paling dalam, sesuatu mulai bergetar — bukan suara, bukan cahaya, tapi doa yang perlahan bangkit dari tanah tempat air mata pernah jatuh.Tak ada lagi manusia di rumah itu, tak ada lagi bayangan di jendela.Namun, setiap malam ketika bulan purnama menggantung, udara di sekitar halaman bergetar lembut, seperti napas yang kembali dihembuskan oleh bumi.Melati di taman itu mekar bersamaan,dan dari kelopak-kelopaknya yang putih, mengalir aroma yang seolah membawa kata-kata yang tak pernah sempat diucapkan.“Kami telah pulang.”“Kami telah diampuni.”“Kami tidak pernah benar-benar pergi.”Di alam yang tidak dikenal waktu,Airin, Arlan, dan Inayah berdiri di tepi cahaya yang menyerupai sungai — tapi bukan sungai dunia.Airnya jernih seperti kaca, namun di dalamnya mengalir semua kenangan yang pernah mereka miliki: tawa, tangis, dan janji yang tak terpenuhi.Airin menatap permukaan air itu, lalu berbisik,“Apakah ini akhir, atau awal dar
Last Updated : 2025-10-14 Read more