Susan tersenyum. "Ramai sekali, aku datang pas waktunya."Wajah guru dan murid di dalam kantor berbeda-beda, pokoknya sangat menarik.Susan melangkah masuk, tepat bertemu dengan mata marah seorang anak laki-laki yang menangis. Susan sampai berseru kaget."Kenapa kamu menangis? Apa yang membuatmu sedih? Ceritakan biar aku senang."Waka Kesiswaan langsung mengerutkan alis. "Susan, kamu bicara apa?"Feny langsung berkata dengan nada sinis, "Susan, kamu masih punya muka datang ke sini?"Susan membalasnya tanpa ragu, "Kamu saja masih berani berdiri di sini, tentu saja aku berani datang."Wajah Feny tampak masam dan mendengus, "Susan, kamu memang keras kepala, merebut juara pertama orang lain dengan melakukan kecurangan, tapi kamu malah sesenang itu?""Aku kasih tahu ya. Sekarang, semua orang sudah tahu kamu curang, jangan pikir bisa kabur atau mengelak."Waka Kesiswaan berdeham dan berkata tegas, "Susan, karena kamu melakukan kecurangan, sekolah berencana membatalkan nilai ujian dan memberi
Read more