Gelap.Lalu cahaya lembut berwarna putih keperakan perlahan muncul dari segala arah, seperti butiran salju yang melayang di udara tanpa gravitasi.Nadira membuka matanya.Ia berdiri di tempat asing — datar, tanpa ujung, tanpa langit, tanpa tanah. Semuanya putih, lembut, dan tenang… tapi terlalu tenang.Ia memegang dadanya, berusaha mengatur napas.> “Di mana ini?” bisiknya lirih.Suara samar terdengar di kejauhan.Lembut. Dalam. Mengenal.> “Nadira…”Ia menoleh cepat.Siluet seorang pria muncul dari balik cahaya. Tubuhnya tinggi, langkahnya tegap, dan setiap gerakannya membawa kenangan yang terlalu dalam untuk diabaikan.“Arkana…”Nadira berlari kecil, air mata langsung memenuhi matanya. Ia menubruk pelukan itu tanpa pikir panjang, tubuhnya bergetar hebat.> “Aku pikir aku kehilangan kamu…”Arkana tersenyum lembut, tangannya membelai rambut Nadira perlahan.> “Kau tidak pernah kehilanganku, Nadira. Aku selalu di sini, di dalammu.”Namun saat ia menatap wajah Arkana lebih lama, sesuatu
Last Updated : 2025-10-15 Read more