Giorgio menoleh, sekilas. “Kenapa? Aku nggak apa-apa."Vivi menggigit bibir, lalu menatapnya langsung. “Kenapa kamu … peduli sama aku, tapi selalu dingin kayak gini?”Ruangan seketika hening. Detik jam dinding terdengar jelas, seolah mempertegas jeda panjang yang tercipta.Giorgio menghela napas pendek, bersandar ke kursi. “Aku nggak ngerti maksudmu,” jawabnya datar. “Aku cuma ngelakuin apa yang harus aku lakukan.”“Tapi rasanya … aneh,” Vivi menunduk, jari-jarinya meremas sendok. “Kamu nyuruh aku makan, kasih vitamin, masakin bubur … tapi ngomong sama aku dingin, kayak aku ini orang asing.”Tatapan Giorgio menajam, tapi bukan karena marah, lebih seperti pertahanan. “Jangan banyak mikir,” lanjut Giorgio, nadanya tetap datar. “Makan yang bener. Istirahat. Itu aja.”Vivi menelan ludah, hatinya terasa makin bingung. Ada sesuatu dalam cara Giorgio bicara, dingin di luar, tapi diam-diam mengandung perhatian.Ia tersenyum tipi
Last Updated : 2025-09-13 Read more