Langkah kaki itu terdengar jelas dan cepat, tapi berirama, seolah sesuatu atau seseorang sengaja mengikuti dari belakang.Cowok berkacamata langsung merapat ke Vivi, hampir menabrak punggungnya. “Vi, Vi, kamu denger, kan?”“Diem dulu,” bisik Vivi tanpa menoleh. Ia memusatkan pendengaran, menunggu bunyi itu datang lagi.Sunyi.Hanya suara daun bergesek karena angin.Cowok itu menahan napas, jari-jarinya mencengkram udara. “Tadi jelas ada yang jalan, sumpah.”“Kalau kamu makin berisik, yang jalan bisa lari ke arah kita,” balas Vivi lirih tapi ketus.Ia akhirnya melangkah maju dan meraih bendera kecil yang menggantung di tali jemuran seadanya. Talinya agak tinggi, jadi ia harus sedikit berjinjit. Cowok itu ikut sigap menahan tali supaya tak melambai.Begitu bendera diambil, suara terdengar lagi kali ini lebih dekat, seperti diinjak seseorang.Cowok itu langsung mendesis, “Ya Allah, Vi itu apaan?!”Vivi menarik napas, menoleh setengah dan berucap tenang tapi tajam, “Lari balik sekarang. J
Last Updated : 2025-09-28 Read more