Lala tiba-tiba berhenti tepat di depan Vivi, menatap lekat wajah sepupunya yang sejak tadi menunduk. Alisnya berkerut, jelas ada rasa khawatir.“Kenapa, Vi? Lagi ada masalah?” tanyanya lembut.Vivi terpaksa menengadah, memaksakan seulas senyum. “Nggak, cuma capek aja, La,” jawabnya, suaranya terdengar datar, berusaha menutupi kegundahan yang sebenarnya sedang menyesakkan dada.Lala belum puas. Sorot matanya menyapu wajah Vivi dari dekat. “Tapi muka kamu pucat, Vi. Kayak orang lagi sakit. Aku anter ke dokter, yuk.”Vivi cepat-cepat menggeleng, hampir panik. “Aku nggak apa-apa kok, La. Serius, nggak usah ke dokter.”Sejenak hening. Lalu, seolah terlintas sesuatu di kepalanya, Vivi buru-buru berkata, “La … aku boleh nginep di kosan kamu malam ini?”Lala menatapnya kaget. “Boleh banget, kenapa nggak? Tapi … kita jalan kaki aja nggak apa-apa? Aku takut kamu makin capek.”“Nggak masalah,” jawab Vivi singkat. Ia menunduk lagi,
Last Updated : 2025-09-09 Read more