Senja turun perlahan, membawa serta mendung yang menggantung di langit kota. Lampu-lampu jalan mulai menyala, menyebarkan cahaya temaram yang samar-samar menembus dinginnya sore. Aroma antiseptik rumah sakit menguar, bercampur dengan rasa was-was para keluarga pasien yang menunggu kabar. Di salah satu sudut ruang tunggu, seorang lelaki duduk termenung.Itulah Kenan. Tubuh tegapnya tidak mampu menyembunyikan kegelisahan yang menghantam batinnya. Seragam polisinya sudah ditanggalkan, diganti kemeja putih sederhana. Namun raut wajahnya tetap keras, dingin, dan penuh tekanan.Di hatinya, ada bara yang menyala, bara yang bukan sekadar cemburu, tapi juga rasa malu yang membakar harga dirinya. Ia tahu, Bayu, adik kandungnya sendiri, telah berbuat sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Bayu membiayai kuliah Jifanya, membelikannya ponsel baru, pakaian, bahkan sepatu. Semua kebutuhan dasar yang seharusnya ia penuhi sebagai suami, justru dipenuhi oleh Bayu.Dan lebih menyakitkan lagi
Last Updated : 2025-10-20 Read more