Seolah lupa akan apa yang Bagas lakukan pada Biya saat di villa, gadis itu kini menikmati setiap sentuhan milik Bagas. Sampai akhirnya Biya tak sanggup lagi menahan. Tubuhnya menegang seperti busur yang ditarik penuh, jari-jarinya mencengkeram bahu Bagas hingga memutih, dan napasnya tercekat di tenggorokan."Mas, aku... aku," gumamnya terputus-putus, suaranya pecah jadi desahan panjang yang tak tertahankan.Lalu datanglah gelombang itu, deras, tak terkendali. Biya menjerit lirih, mulutnya tertutup rapat oleh tangannya sendiri, tapi suara itu tetap lolos dari sela-sela jari."Aaaahhh!" Pinggulnya bergetar hebat, mendorong wajah Bagas lebih dalam, dan cairan hangat mengalir deras dari dalamnya, membasahi lidah Bagas, dagunya, bahkan menetes ke lantai. Bagas tak mundur sedikit pun, ia tetap jongkok, mulutnya menangkap setiap denyut, setiap getar, menjilat lembut untuk memanjangkan kenikmatan itu. Biya hampir saja ambruk ke depan, lututnya menyerah. Tapi Bagas sudah siap berdiri dengan t
Huling Na-update : 2025-11-07 Magbasa pa