جميع فصول : الفصل -الفصل 110

“Halo, Nona Sarah.”Dominic menatap Sarah dengan pandangan meneliti. Menunggu apa yang akan diperbuat wanita itu padanya. Ketiga anaknya sudah akan turun dan menghardik Sarah, tetapi Dominic memberi tanda agar diam di posisi mereka. “Apa benar kau akan menikahi Nichelle?” tanya Sarah dengan wajah khawatir yang dibuat-buat. “Apa kau tahu? Dia wanita yang suka tidur dengan sembarang lelaki!”“Ho … begitukah? Aku tidak tahu calon istriku punya hobi liar seperti itu.” Dominic mengeraskan rahangnya, mencoba menahan diri untuk tidak menghajar Sarah. Namun, Sarah mengira ia berhasil menyulut kemarahan di hati calon suami kakak angkatnya itu. Sarah semakin berani dan meletakkan tangannya di dada Dominic sambil berkata, “Yeah. Ada baiknya Anda berpikir ulang untuk menikahinya. Dia sudah tidak suci lagi!”Dominic mendengus geli. Sarah terus berceloteh, “Anda kan masih lajang. Masih bisa mendapatkan wanita lain yang lebih baik dari Nic—”“Jadi, seperti ini kau menggoda tunangan Nichelle dul

“Ayo masuk, Nichelle! Kuantar kau ke kamarmu!”Annabel sudah menguasai lengan Nichelle sendirian, tidak peduli Dalton belum memperkenalkan diri secara formal. Bahkan Dominic dianggap seolah tak ada.Sepanjang lorong, Annabel dan Nichelle membicarakan mengenai persiapan pernikahan mereka. Nichelle bahkan lupa kalau mereka seharusnya membicarakan ini dengan serius. “Acara akan mulai pukul 7.” Annabel mengakhiri percakapan mereka dan menjelaskan mengenai jadwal Nichelle hari ini. “Setelah ini, kau akan diurus oleh beberapa asisten untuk mengganti baju dan merapikan riasan. Oke?”Nichelle mengangguk. “Terima kasih, Aunt Annabel!”“Oh, c’mon! Kau sudah bisa memanggilku dengan sebutan Mom atau Mama. Atau kau lebih suka Mommy?”Nichelle terkekeh. Setidaknya ibu negara di keluarga Giorgen sudah menerimanya dengan sangat hangat. “Oke! Thanks, Mom!”“Sama-sama, Sayang!” Annabel menempelkan pipinya ke pipi Nichelle lalu pamit. Ia berpapasan dengan Dominic dan mengingatkannya untuk tidak menyel

“Oh? Halo, Astella! Lama tidak bertemu!” Alih-alih menepis ucapan wanita itu, Dominic menyapa balik. Tangannya sengaja menyelinap pelan di pinggul Nichelle. Memberi isyarat bahwa wanita yang mereka hadapi sedang berdusta.Ia bahkan memperkenalkan Nichelle di depan wanita bernama Astella tersebut. “Perkenalkan, ini calon istriku.”Nichelle panik. Ia lupa bertanya pada Dominic, apa yang harus dilakukan kalau menyapa orang-orang itu. Pada akhirnya, Nichelle hanya menganggukkan kepala tanpa menyebutkan nama. Sambil melanjutkan langkah, Dominic berkata, “Kami masuk dulu. Jangan sampai terlambat, Astella, Leranne!”Astella meremas kuat kepalan tangannya, berusaha menahan amarah. Jelas-jelas ia mengatakan bahwa dirinya berniat membahas mengenai pertunangan mereka, tetapi Dominic malah memperkenalkan calon istrinya. “Sial!” gerutu Astella murka. 2 tahun lalu, Dalton melamar Astella untuk Dominic. Namun, gadis itu menolak. Saat itu, ia masih berhubungan dengan Edwin Giorgen, salah satu se

“Kenapa malah ketiduran di bak mandi? Bahaya sekali anak ini!” gumam Dominic. Dominic besryukur. Karena ia tidak ragu untuk mengecek ke dalam kamar mandi tadi. Kalau sampai Nichelle tertidur dan merosot ke dalam bak, akan sangat bahaya. Pria kekar itu langsung mengangkat tubuh polos Nichelle, berusaha untuk seminim mungkin mencuri pandang ke arah tubuh moleknya. Bahkan setelah keluar dari bak mandi, Nichelle tak kunjung bangun. Kemungkinan besar karena ia terlalu banyak minum dan sekarang sedang dalam fase tidur, sebelum mabuk yang sebenarnya muncul. Yaitu saat kesadaran Nichelle sama sekali tidak ada.“Aku sudah menyuruh Sierra untuk pergi. Sekarang bagaimana aku mengeringkan tubuhnya?” gerutu Dominic, menahan hasrat yang bisa lepas kendali sewaktu-waktu. “Kau benar-benar mengujiku dengan kejam, Chel.”Tak punya pilihan lain, Dominic segera mengambil handuk dan mengelap setiap jengkal tubuh Nichelle. Ia juga sudah membungkus rambut gadis itu dengan handuk lain. Tangan Dominic ter

“Jem, jangan biarkan anak kandung keluarga Howard itu keluar dari area perkebunan!” Begitu Dominic mendengar nama yang disebut Nichelle, ia langsung menghubungi Jemmy yang untungnya memang ia tempatkan di area perkebunan selama Nichelle menginap.“Baik, Tuan! Semua sudah siap di posisi.”“Mm!”Dominic menyudahi panggilan itu dan menarik tubuh Nichelle ke dalam pelukan di tangan kanannya, sementara tangan kiri memegang kemudi. “Tenang saja, Sayang! Dia tidak akan lepas dari jerat hukum.”Nichelle menganggukkan kepalanya sambil menangis. Ia tidak menyangka Sarah akan tega mencelakai orang tuanya sendiri. Hidup di keluarga Armeyn yang selalu mementingkan logika ketimbang hati itu mungkin sudah membuatnya tak bisa mencintai dan dicintai lagi. Sesuai lokasi yang mereka terima, Dominic dan Nichelle tiba di rumah sakit dan langsung mencari Dokter Bastiven. Tengah mencari, seseorang meneriakkan nama Nichelle. “Nona Nichelle!” Dia adalah staf restoran yang menghubunginya tadi. Chef Thador.