Hari Minggu siang, matahari bersinar hangat di langit kota. Rania bersyukur hari ini ia libur kerja. Setelah seminggu penuh drama—mulai dari ketahuan telat sampai chat absurd di Bubble Gum—akhirnya ia bisa bernapas lega. “Ran, ayo cepet! Udah ditungguin di café!” seru Siska dari motor matiknya. Rania tersenyum kecil. “Iya, iya. Santai, Sis. Aku masih manusia, bukan The Flash.” Mereka berdua meluncur ke sebuah café hits di pusat kota. Begitu sampai, meja sudah dipenuhi oleh beberapa teman. Suasana riuh, penuh tawa, dan musik akustik pelan jadi latar. Rania ikut tertawa, bercanda, meski sesekali pikirannya melayang ke notifikasi Bubble Gum yang masih ada di ponselnya. Tapi tawa itu mendadak beku begitu pintu café terbuka. Seorang pria masuk, mengenakan kemeja putih yang rapi, wajahnya begitu familiar. " Adrian." Dan di sampingnya, seorang wanita cantik dengan gaun sederhana namun elegan. Tangannya menggenggam lengan Adrian erat, senyumnya manis, tapi matanya menyapu ruanga
Terakhir Diperbarui : 2025-10-11 Baca selengkapnya