Dengan sedikit ragu, Nadine menggeser tombol hijau di layar. “Halo?” suaranya pelan dan hati-hati. “Selamat sore, apakah ini dengan Ibu Nadine?” suara berat dan formal terdengar dari seberang. “Iya, betul. Ini siapa ya?” “Perkenalkan, saya Adrian, pengacara Pak Darma." Nadine langsung menegang di tempat. “Pa—pak Darma?” gumamnya tak percaya, matanya perlahan melebar. "Maksudnya Papa saya?" Dirga yang duduk di depannya ikut menatap penasaran. Ia bisa melihat ekspresi Nadine berubah drastis— dari tenang menjadi tegang. “Benar, Ibu. Ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan dengan anda mengenai wasiat yang beliau tinggalkan." Suara di seberang terdengar begitu tenang dan bijak. “Memangnya kenapa dengan itu, Pak?” tanya Nadine dengan nada bingung, jantungnya mulai berdegup tak beraturan. “Saya tidak bisa jelaskan detailnya lewat telepon. Namun, kalau anda ada waktu saya ingin bertemu untuk menjelaskan detailnya." “Baik, Pak. Saya mengerti,” jawabnya akhirnya, lirih. "Bes
Last Updated : 2025-11-17 Read more