Waktu di jam dinding kantor sudah menunjuk angka tujuh malam.Lampu-lampu ruangan sebagian besar sudah dipadamkan, hanya menyisakan cahaya redup di koridor lantai eksekutif.Suasana sepi, nyaris hening, hanya terdengar suara AC sentral yang berdengung pelan.Aruna duduk di kursi tunggu dekat ruang kerja Raka. Jantungnya berdebar tidak karuan, meski wajahnya tampak berusaha tenang.Ponsel di tangannya sudah berkali-kali ia lirik, tapi layar tetap sama: kosong, tanpa pesan.Pintu lift terbuka, dan Brandon muncul dengan langkah tenang.Ia menyunggingkan senyum sopan, lalu mendekat. “Nona Aruna,” panggilnya dengan lembut. “Tuan Raka akan segera keluar. Tunggu lima menit lagi.”Aruna menghela napas panjang, berusaha menenangkan dadanya yang sesak.“Baiklah,” jawabnya lirih.Brandon menatapnya sebentar, seolah ingin mengatakan sesuatu, namun akhirnya hanya memberi anggukan kecil sebelum berlalu.Begitu Brandon pergi, Aruna bersandar di kursinya. Bibirnya bergetar, lalu sebuah gerutuan lolos
Last Updated : 2025-09-12 Read more