Malam itu, setelah seharian berjalan-jalan, Nayla sudah tampak mengantuk. Aruna menggandeng tangan putrinya, bersiap pulang ke rumah kecil mereka. Namun langkahnya terhenti saat suara berat Raka terdengar tegas di belakang.“Tidak usah pulang.”Aruna menoleh, menatap pria itu dengan dahi berkerut. “Apa maksudmu?”Raka mendekat menatapnya dengan tajam dan penuh kuasa. “Mulai detik ini, kalian berdua tinggal di sini. Di rumahku.”Aruna tersentak mendengarnya. “Raka, jangan bercanda! Aku sudah bilang, rumahku—”“Rumahmu kecil, tidak layak untuk Nayla,” potong Raka dingin. “Di sini, dia punya kamar luas, punya fasilitas lengkap, dan aku bisa melihatnya setiap hari.”Aruna menegang dan genggaman tangannya pada putrinya semakin erat. “Kau tidak bisa memaksakan ini. Nayla dan aku akan pulang malam ini juga.”Tanpa berkata banyak, Aruna langsung menarik Nayla ke kamar anak. “Ayo, sayang, kita tidur di sini dulu,” ucapnya lembut agar putrinya tidak curiga.Nayla tersenyum lelah lalu naik ke ra
Last Updated : 2025-09-30 Read more