Mayor Wiratmaja benar, pasukan republik memang kekurangan obat-obatan. Ketika mereka sempat merebut gudang logistik Belanda, sebenarnya ada kesempatan untuk mencari perban, alkohol, atau antibiotik. Tapi saat itu, semua orang hanya terpikir satu hal: makanan. Beberapa hari kemudian, seorang prajurit gugur. Padahal ia hanya mengalami luka ringan… sepotong pecahan mortir seukuran kuku jari menembus tenda kain, lalu menghantam bahu kanannya. Ia tidak merasakannya saat itu, bahkan sempat tetap mengangkat senapan mesin ringan dan menembaki patroli Belanda. Baru saat masuk ke hutan rawa, ia sadar ada darah merembes. Dengan enteng, ia menjepit pecahan itu dengan jarinya, mencabutnya, lalu membalut lukanya seadanya dengan kain sobekan. Namun, panas, lembab, dan air rawa penuh kuman memperburuk segalanya. Dalam sehari, lukanya meradang, mulai membusuk. Keesokan harinya, ketika perban dibuka, para prajurit ngeri mendapati b
Terakhir Diperbarui : 2025-10-06 Baca selengkapnya