Dan di detik berikutnya, tanpa peringatan, Kael bergerak. Dalam sekejap, tubuhnya melesat seperti bayangan, menerjang ke arah Bruno dengan kecepatan yang tak bisa diikuti mata orang biasa.Brak!Satu tamparan menghantam rahang Bruno, membuatnya terhuyung. Belum sempat dia bereaksi, tamparan kedua mendarat di pipi kirinya, begitu cepat dan telak hingga darah memercik dari sudut bibirnya.Bruno terperanjat. Marah, tapi juga kaget setengah mati. Bajingan ini?! Berani memukulku?!“KAU…!” serunya, hendak mengangkat tangan untuk membalas. Namun, Kael lebih dulu memegang pergelangan tangannya, memelintirnya ke belakang dengan tekanan ringan—terlalu ringan untuk ukuran Kael sebenarnya, tapi cukup membuat sendi Bruno serasa terbakar.“Aaarrghhh!” Bruno meraung, lututnya goyah.Tamparan berikutnya datang, kali ini lebih pelan dari yang pertama, tetapi justru lebih menyakitkan, seolah Kael sengaja memainkan rasa sakitnya. “Tenang, aku belum serius,” bisik Kael dingin di telinganya.Pukulan bertu
Last Updated : 2025-09-17 Read more