Dita juga mengeluarkan kakinya dari kolam, lalu duduk bersila berhadapan denganku. "Tapi Ello jangan kaget, ya..."Aku menegakkan tubuh, tak Sabara rasanya ingin mendengar kabar bahagia dari Dita.Karena setelah bertahun-tahun, akhirnya Dita bisa melepaskan Roy. Aku ikut bahagia dengan itu."Cepetan cerita... Ello bikin gue penasaran, deh..." desakku.Dita tersenyum lebar. Dari raut wajahnya, ia sepertinya sangat bahagia dengan rencana pertunangan itu. "Sebenarnya... calon suami gue itu..."Belum sempat dia bicara, ponselnya tiba-tiba berdering. "Eh... bentar..."Ia beranjak mengambil tasnya di kursi, lalu menjawab telepon itu."Halo..."Raut wajahnya terlihat serius, entah siapa yang menelponnya. Di sela percakapannya lewat telpon, ia menatapku sambil berbisik, "Bentar, ya..." lalu menjauh dariku untuk menyelesaikan teleponnya.Aku hanya mengangguk sambil tersenyum. "Dasar bucin!" gumamku, lalu melanjutkan menikmati jus dan aneka kudapan yang sudah disiapkan Mbok Parti sambil menung
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya