Aku terlonjak kaget, lalu reflek mendorong tubuh Pak Jefri. Namun bukannya terdorong mundur, ia malah menarik pinggangku lebih rapat. Lalu melahap bibirku dengan agresif.'Gila nih dosen! Bisa-bisanya dia menciumku di tempat umum,' ucapku dalam hati.Aku hampir tidak bisa bernafas menerima ciumannya yang brutal. Bibirnya dengan penuh semangat menggigit bibirku, lalu sesekali menjulurkan lidahnya—memaksa bertarung dengan lidahku.Ia mendekap ku dengan erat, meski aku telah mencoba sekuat tenaga untuk lepas. Percuma. Badan dia terlalu besar untuk bisa aku lawan.Aku memukul-mukul pundaknya, agar ia menghentikan ciuman itu. Tapi Pak Jefri tak menghiraukannya. Ia seperti sangat bernafsu padaku. Menciumku tanpa jeda dengan penuh gairah. Sampai bibirku terasa perih karena dihisap kuat olehnya."Mmmhhh..." teriakku di tengah hisapan bibirnya.Bukannya melepas, pak Jefri justru semakin kuat melahap habis bibirku. Lalu memainkan lidahnya dengan paksa. Saking gregetnya, ia sampai menggesek-gese
Last Updated : 2025-10-11 Read more