Dita seketika terdiam, raut wajahnya pucat dan tegang. Bola matanya terus bergerak seperti sedang mencari jawaban yang tepat.Lalu tiba-tiba... "Er... Gue lupa harus harus ambil pesanan nyokap," ucapnya yang terlihat seperti mengalihkan pembicaraan.Ia segera bangkit, mengambil tasnya seolah terburu-buru. "Nanti kita ketemu di hari vestival, ya. Pokoknya gue bakal jemput Lo."Aku juga bangkit, berjalan cepat menyusulnya. Entah kenapa perasaanku tak enak. Dita seolah sengaja ingin menghindar dariku sekarang."Kenapa tiba-tiba? Ello sengaja ngehindari gue, ya?" "Nggak, ah... Gue beneran baru inget aja," ucapnya, sambil menyantolkan tas di pundaknya. "Udah ya, gue cabut. Salam sama bonyok Lo."Aku hanya mengangguk sambil tersenyum tipis."Gue lewat garasi aja," tunjuknya ke lorong menuju garasi. "Ello masuk aja, gih. Nggak usah anter gue. Bye..."Ia berjalan cepat seolah ingin segera menghilang dari pandanganku. Ini terlalu mencurigakan. Tapi aku juga tidak percaya dengan fikiran negati
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya