Dini hari, dalam lelapnya, Alesha merasa hangat lembut menyentuh keningnya. Seperti sebuah kecupan ringan, nyaris hanya hembusan angin. Setengah sadar, ia mengerjap sedikit, namun tubuhnya terlalu lelah untuk membuka mata.Ia tidak tahu, itu adalah Arya. Sang raja yang dengan tenang duduk di sisi pembaringannya, menatap wajah perempuan yang akhir-akhir ini memenuhi hatinya dengan resah yang tak ia mengerti. “Tetaplah selamat,” bisiknya, sebelum ia bangkit dan kembali ke istana.Pagi menyingsing. Burung-burung hutan berkicau riang, dan cahaya matahari menelusup ke dalam rumah lewat celah dinding bambu. Alesha terbangun, mendapati tempat di sisinya sudah kosong. Hanya sisa kehangatan samar di bantalnya yang terasa, seolah seseorang sempat berada di sana.“Maafkan saya, nimas,” suara Ratna menyambut, ketika ia masuk sambil membawa bakul kecil. “Saya dengar kabar kemarin ada bandit yang hendak merampok rumah ini?”Alesha tersenyum menenangkan. “Tidak apa-apa, mbok. Yang penting aku baik-b
Terakhir Diperbarui : 2025-09-07 Baca selengkapnya