Alesha akhirnya berhasil menyalakan api setelah Samudra mengajarinya. Api itu menyala kecil, berasap ke mana-mana, membuat mata Alesha perih. Tapi ia bangga sekali, seolah baru memenangkan lomba besar.“Ha! Aku bisa juga!” seru Alesha dengan penuh kemenangan, meski wajahnya belepotan abu.Samudra hanya menggeleng-geleng sambil duduk di pintu, kedua lengannya terlipat. “Kau itu lebih cocok jadi jurutulis atau ahli hitung, Lesha. Bukan juru masak.”Alesha menjulurkan lidahnya. “Kau tunggu saja. Kalau aku sudah pintar masak, aku tidak akan bagi sedikit pun denganmu.”Samudra tertawa keras, membuat suasana rumah kosong itu hidup kembali.Dengan penuh percaya diri, Alesha mulai memasukkan bahan seadanya ke dalam belanga. Ada nasi, sayur, dan sedikit daging kering yang tersisa di dapur. Ia mengaduknya dengan penuh semangat, menaburkan garam entah seberapa banyak, lalu menambahkan air tanpa ukuran yang jelas.Beberapa waktu kemudian, aroma aneh mulai menyeruak. Bukan wangi gurih yang sedap,
Last Updated : 2025-09-17 Read more