Sore itu, setelah balapan kuda yang membuat napas mereka ngos-ngosan, Alesha dan Arya duduk di bawah pohon besar, menenangkan kuda masing-masing. Kuda-kuda mereka masih berdebar-debar, hidung menghembuskan uap lembut di udara sore yang mulai sejuk.Alesha menatap Arya, senyum tipis di wajahnya, dan dengan nada manja tapi penasaran bertanya, “Jadi… permintaan yang akan kau ajukan dari kemenangan tadi… apa yang kau ingin lakukan, Arya?”Arya menatapnya sebentar, matanya berkilau, lalu tersenyum samar. “Aku? Ah… permintaan itu akan kupikirkan dulu, Lesha. Aku akan menyimpannya.”Alesha mengerutkan kening, menahan tawa. “Kau benar-benar licik. Baiklah, tersimpan ya… nanti akan kuingat.”Setelah beberapa saat menenangkan diri, Arya mengangkat isyarat tangannya. “Sekarang… waktunya berburu. Aku akan mengajarimu menembak panah sambil berkuda, tapi kita mulai pelan-pelan.”Alesha mengangguk, menarik napas panjang, dan menempatkan panahnya di busur. Kuda yang ditungganginya berjalan pelan di j
Last Updated : 2025-09-13 Read more