Keduanya terdiam sebentar. Ada udara hangat di antara mereka, bukan hanya karena sinar matahari pagi, tapi karena perasaan hangat yang muncul setelah sekian lama terpisah. Dara kemudian tersadar sesuatu.“Eh, aku belum minta nomor kamu! Kamu tinggal di mana sekarang? Aku harus main ke tempatmu, nggak boleh nggak!” katanya bersemangat sambil mengeluarkan ponselnya.Riana tersenyum, menuliskan nomor dan alamat kontrakannya di dekat pasar kecil di tepi kota.“Aku tinggal di kontrakan kecil, nggak jauh dari sini. Tapi, beneran Dar, tempatnya sederhana banget…”“Aku nggak peduli, Ran,” potong Dara cepat, suaranya hangat. “Yang penting aku bisa ketemu kamu lagi. Aku pengin kita ngobrol banyak, soal hidup kamu, soal semuanya.” Riana menatapnya dengan tatapan yang nyaris berkaca-kaca.“Terima kasih, Dar. Aku senang banget ketemu kamu lagi.” Dara menggenggam tangannya erat, seolah takut kehilangan lagi.“Sekarang kamu nggak sendiri, Ran. Aku janji.” Mereka pun berpisah di persimpangan jala
Last Updated : 2025-10-15 Read more