Pagi itu, langit kota tampak mendung. Awan tebal menggantung seolah ikut menyimpan beban yang akan segera pecah di ruang sidang hari itu. Riana berdiri di depan cermin hotelnya, memakai blus putih dan rok hitam selutut. Wajahnya tampak pucat, tapi matanya penuh tekad. Ia sempat terdiam lama, memegangi kalung kecil pemberian ibunya, lalu berbisik pelan, "Aku kuat. Aku harus kuat." Adrian sudah menunggu di lobi, mengenakan setelan abu gelap. Di sampingnya, pengacara yang mereka percayai, pria yang berusia empat puluhan dengan tatapan tajam dan nada bicara tegas, sedang meninjau kembali berkas-berkas kasus. “Semua bukti digital dan hasil visum sudah lengkap,” ujar sang pengacara saat mereka bertiga berjalan menuju mobil. “Yang penting, kalian tetap tenang. Kita tidak sedang membuktikan harga diri, tapi mencari keadilan.” Riana hanya mengangguk. Tangan
Last Updated : 2025-10-28 Read more