Ratu Elean duduk di kursinya dengan sikap tenang, namun mata dinginnya menatap tajam ke arah Jagatra yang berdiri di tengah ruangan.“Jadi kau bilang, Audina diculik?”Nada suara Ratu Elean terdengar datar, tapi semua orang tahu di balik ketenangan itu, Ratu sedang menilai setiap kata.Jagatra menatap ibunya dengan rahang menegang. “Benar, Yang Mulia. Kami menemukannya di hutan utara. Ada empat orang yang menyerang, dan…” ia mengeluarkan surat bersegel merah, meletakkannya di atas meja panjang dari kayu mahoni. “Salah satu dari mereka membawa ini.”Ratu menatap surat itu sekilas, lalu tersenyum tipis.“Dan kau pikir, aku yang menyuruh mereka?”Ruangan itu hening. Beberapa penasihat istana saling pandang, tak berani bicara.“Aku hanya menyampaikan fakta, bukan tuduhan,” jawab Jagatra pelan tapi tegas.Kaesar, yang sejak tadi duduk di sisi kanan ratu, tersenyum kecil. “Aneh juga, ya,” katanya ringan. “Bagaimana mungkin lambang istana bisa sampai di tangan penculik? Bukankah lebih masuk
Last Updated : 2025-11-08 Read more