Sejak menerima surat misterius itu, tidur Gita tidak pernah benar-benar nyenyak. Malam-malamnya selalu dihantui bayangan pintu yang mengarah ke ruang bawah tanah. Kata-kata Surya terus terngiang: “Jangan tertipu oleh senyuman.” Lalu peringatan Raja, “Ada tempat yang lebih berbahaya dari kelihatannya.” Semua itu seperti suara-suara yang saling bertabrakan di kepalanya.Pagi itu, Sari datang membawa bubur hangat. Namun, alih-alih langsung menyantap, Gita hanya menatapnya lama.“Nyonya, kenapa murung terus? Kalau terus-terusan begini, orang-orang bisa curiga.”Gita tersadar, buru-buru memaksa tersenyum. “Aku cuma lelah, Sari. Banyak pikiran.”“Kalau tentang Surya, lupakan saja. Dia memang licik.”“Bukan hanya dia, Sari,” bisik Gita. “Ada sesuatu yang lebih besar, aku bisa merasakannya. Ruang bawah tanah, aku harus melihatnya sendiri.”Sari hampir menjatuhkan mangkuk bubur. “Apa, ruang bawah tanah? Tidak! Itu gila, Nyonya. Bisa-bisa kalau ketahuan, kita dianggap mata-mata.”“Aku tahu risi
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya