*** Setelah pulang sekolah, Luna melangkah masuk ke pekarangan rumah mewah itu. Suasana tenang hanya bertahan sebentar sebelum suara deru motor sport memecahnya. Motor itu berhenti di garasi, dan dari balik helm, Keenan muncul dengan ekspresi datar seperti biasa. Luna menghentikan langkahnya, menunggu ia turun. "Aku disuruh Nenek datang," ucap Luna pelan, berusaha terdengar tenang. Keenan hanya mengangguk singkat tanpa menatapnya lama lama, lalu berjalan masuk ke dalam rumah tanpa sepatah kata pun. Luna menatap punggung Keenan yang menghilang di balik pintu rumah, hatinya terasa aneh antara gugup dan sungkan. Ia menarik napas pelan, lalu melangkah masuk sambil menggenggam tas kecilnya erat. Begitu membuka pintu, aroma lembut minyak kayu putih dan bunga melati langsung menyambutnya. Di ruang tengah, seorang wanita tua sudah duduk di kursi rotan, wajahnya ramah tapi terlihat sedikit lelah. "Luna, kamu sudah datang, Nak?" sapa Nenek Keenan dengan senyum hangat. "Iya, Nek,
Terakhir Diperbarui : 2025-10-26 Baca selengkapnya