Mya menangis tersedu-sedu, bahkan kalimat sederhana pun tak bisa diucapkannya. Dia benar-benar hancur, tak berdaya, dan panik.“Mya!”Tiba-tiba, sepasang tangan besar menahan bahunya dengan kokoh.Mya menatap kosong, air mata mengaburkan pandangannya. Setelah berkedip, perlahan wajah itu menjadi jelas.“Kak William?”“Iya. Aku di sini. Jangan takut.”Mya tidak tahu kenapa William bisa muncul di sisinya begitu tepat waktu. Tapi, dia merasakan kehangatan dan rasa aman yang sangat nyata.Sama seperti saat dia pertama kali masuk klub teater di kampus, tubuhnya kaku karena gugup. William datang ke sisinya dan menenangkan dirinya dengan kalimat sederhana. Jangan takut, aku di sini!Ucapan itu sama seperti dulu, kembali membuat hatinya tenang.“Kalian berdua cepat masuk mobil. Biar aku yang urus saja,” bisik Charles begitu tiba di tempat kejadian.William bertukar pandang singkat dengannya, lalu segera membawa Mya menjauh.Namun, kejadian di pusat Kota Dili, ditambah tabrakan kecil yang membu
Read more