Bagas akhirnya berhasil menyusul Faris, sebelum Faris masuk ke mobil.Bagas berusaha sekuat tenaga untuk menstabilkan langkahnya, tetapi tetap saja agak goyah."Pak Faris."Bagas memanggil Faris.Faris menghentikan langkahnya dan menoleh untuk melihat Bagas.Bagas mendekati Faris dan mengulurkan tangannya. Ekspresi wajah Bagas tidak lagi arogan seperti saat berhadapan dengan para mitra bisnisnya sebelumnya."Pak Faris, kamu mungkin nggak tahu kalau Lintang akhir-akhir ini sibuk mempersiapkan pernikahan kami, sehingga jarang ada di kantor.""Besok, aku akan datang langsung untuk menandatangani kontrak denganmu. Ke depannya, untuk semua urusan yang berkaitan dengan Lintama, baik besar ataupun kecil, kamu bisa langsung menghubungiku."Sambil berkata seperti itu, Bagas mengeluarkan ponselnya, bersiap menambahkan kontak Faris.Faris berdiri diam di depannya, sangat kontras dengan sikap Bagas yang oleng ke kiri dan ke kanan."Pak Bagas, kamu sudah terlalu banyak minum. Urusan pekerjaan, kita
Read more