Jodoh dari Masa Lalu

Jodoh dari Masa Lalu

By:  Ana MerwinUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
100Chapters
0views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah tujuh tahun menjalin cinta, akhirnya mereka akan melangkah ke pelaminan. Pria itu mengatakan ingin menikahinya, tetapi justru berselingkuh di malam menjelang pernikahan. Lintang Handaru tidak pernah membayangkan, dalam sekejap hidupnya bisa berubah. Pria itu menyimpan kontak gadis itu dengan nama bunga edelweiss yang bermakna bukan sekadar cinta sesaat. Pria itu selalu mengatakan mencintainya, tetapi demi gadis itu, berkali-kali mengabaikannya. Jika demikian, cinta tujuh tahun ini tidak ada artinya lagi. Pernikahan dibatalkan. Lintang juga tidak lagi menginginkan pria itu. Namun, pria yang berselingkuh itu, kenapa justru menangis saat Lintang memutuskan pergi?

View More

Chapter 1

Bab 1

Bagas Adhitama selingkuh.

Lintang Handaru berdiri di luar ruang ganti toko gaun pengantin dan melihat calon suaminya berselingkuh dengan wanita lain.

"Bagas… gaun pengantin ini lebih cocok untukku atau tunanganmu?"

"Tentu saja untukmu. Aku hampir mati karenamu. Bukankah itu membuktikan betapa menawannya dirimu?"

Mendapat jawaban yang memuaskan, wanita itu tak kuasa menahan tawa manjanya.

"Aku ingin kamu mengingatku selamanya. Di hari pernikahanmu dan di hari jadi kalian, kamu harus selalu teringat hari ini dan teringat padaku."

Lintang langsung merasa putus asa saat mendengar bisikan-bisikan lembut tersebut.

Menjelang hari pernikahan, Bagas yang biasanya sangat peduli pada keluarganya, sering melakukan perjalanan dinas. Ternyata, dia memiliki wanita simpanan di luar sana.

Lintang menahan rasa mual di perutnya. Dia pun berbalik dan pergi, lalu masuk ke mobilnya.

Selama tujuh tahun bersama, mereka merintis usaha dari nol, bekerja keras bersama dan membangun "Lintama" hingga mencapai kesuksesan seperti sekarang.

Kakak perempuan Lintang pernah mengatakan jika Bagas bukanlah pria yang baik. Sampai sekarang, masih ada pesan dari kakaknya itu yang tersimpan di ponsel Lintang.

[Kami dari Keluarga Handaru, nggak akan menghadiri pernikahanmu dan Bagas. Jaga dirimu baik-baik.]

Lintang membuka ponselnya dengan mata memerah, lalu membalas pesan itu.

[Aku juga nggak akan melanjutkan pernikahan ini.]

Butuh waktu cukup lama sebelum orang di ujung telepon membalas pesan tersebut.

[Sebulan lagi, kembalilah ke ibu kota dan aku akan memercayaimu. Kalau nggak, hubungan persaudaraan kita putus.]

Lintang menjawab oke, sebelum menyimpan ponselnya.

Dia menyalakan mobil dan meninggalkan tempat itu. Di sisi lain, Bagas yang sedang merangkul wanita itu baru saja keluar dari toko gaun pengantin. Melihat pelat mobil yang familier, langkah Bagus pun langsung terhenti.

Saat Bagas masih ragu-ragu, mobil itu sudah melaju pergi.

Bagas menepis tangan wanita di lengannya, merapikan pakaiannya dan kembali menunjukkan sikapnya yang angkuh dan berwibawa.

"Akan kusuruh asistenku mengantarmu pulang."

Wanita di sampingnya menolaknya, "Nggak mau. Tadi kamu bilang mau menemaniku belanja."

Bagas mengangkat tangannya dan mengusap kepala wanita itu dengan sorot mata dingin, yang tidak memberi kesempatan untuk menolak, "Menurutlah."

Wanita itu tidak berani membantah lagi. Dia menarik tangannya dengan enggan dan pergi bersama asisten Bagas.

Setelah wanita itu pergi, Bagas berjalan ke mobilnya. Dari pantulan bodi mobil, Bagas sekilas melihat bayangan dirinya. Pada raut wajahnya, tidak terlihat sedikit pun jejak keserakahan, nafsu, atau alkohol.

Setibanya di rumah, Bagas melihat mobil Lintang di garasi. Wanita itu tengah duduk di kursi pengemudi, sambil melihat ponselnya.

"Kamu tadi keluar?" Begitu membuka pintu mobil, Bagas langsung melemparkan jas yang disampirkannya di lengan ke kursi penumpang di sebelah Lintang, lalu membungkuk untuk mendekatkan diri.

Dua kancing di kemeja hitamnya terbuka begitu saja, yang samar-samar memperlihatkan otot Bagas yang kekar dan terpahat dengan jelas.

Tidak ada jejak wanita lain di sana.

Melihat Lintang tidak mengatakan apa-apa, Bagas pun membungkukkan badan dan hendak menciumnya.

Lintang mematikan layar ponselnya dan mengangkat tangan untuk menahan Bagas. Nada bicaranya terdengar kurang ramah.

"Kamu takut aku keluar rumah?"

Pria itu terdiam sejenak. "Tentu saja nggak. Kamu boleh keluar kapan saja. Aku cuma khawatir kamu akan bosan kalau nggak ditemani."

Setelah berkata seperti itu, Bagas tersenyum, meraih pinggang Lintang dan membujuknya dengan suara lembut.

"Katakan pada suamimu ini, siapa yang membuat sayangku ini kesal?"

Lintang tidak menjawab. Dia hanya menatap wajah tampan Bagas yang menawan itu dengan tenang. Namun, sorot matanya sedingin es.

Bagas masih seperti dahulu. Dia selalu bisa merasakan perubahan suasana hati Lintang dalam sekejap, mencari tahu penyebabnya, menyelesaikannya dan memberikan dukungan emosional yang maksimal.

Lintang menggelengkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin lagi melihat Bagas. Suara Lintang terdengar dingin.

"Bagas, kulihat kamu cukup sibuk akhir-akhir ini. Kurasa pernikahan kita nggak perlu lagi dilangsungkan. Aku takut kamu nanti nggak sanggup membagi waktu."

Bagas merasa Lintang saat ini agak tidak tahu diri. Bagaimanapun, sekarang dia adalah orang yang terkenal.

"Coba ulangi sekali lagi." Suara Bagas terdengar agak marah.

Lintang menatap mata Bagas.

"Pernikahan kita nggak perlu dilanjutkan. Aku khawatir kamu terlalu sibuk dan nggak bisa membagi waktu."

Setelah Lintang berkata seperti itu dan hendak pergi, Bagas langsung menarik lengan Lintang dan mencengkeramnya. Kemarahan terlihat jelas di wajah Bagas.

"Kesibukanku ini semuanya demi perusahaan kita dan demi masa depan kita. Kamu mau anak kita memulai hidupnya dengan kekurangan?"

"Aku baru saja pulang dari perjalanan bisnis. Kamu bukan cuma nggak menunjukkan sedikit pun perhatian, malah ngambek dan bikin masalah tanpa alasan. Sejak kapan kamu jadi seperti ini?"

Lintang menatap Bagas dalam-dalam. Mendengarkan tuduhan yang tidak berdasar itu, Lintang hanya merasa semuanya sangat konyol.

Pria yang berdiri di depannya ini terasa begitu asing, sehingga seakan-akan Lintang tidak pernah mengenalnya.

Pria ini penuh dengan kebohongan, sama seperti kebanyakan pria. Bahkan, ketika sudah berselingkuh, dia masih menyalahkan orang lain atas semua kesalahannya.

Seolah-olah, pengkhianatannya adalah pilihan yang terpaksa. Seakan-akan, Lintang-lah yang menodongkan pisau ke leher Bagas dan memaksa Bagas untuk tidur dengan wanita lain.

Masih ada dua bulan sebelum hari pernikahan. Kakak Lintang memberi Lintang waktu satu bulan untuk menyelesaikan urusan di sini.

Satu bulan lagi, Lintang akan membuat Bagas benar-benar lenyap dari hidupnya.

Lintang langsung naik ke atas, masuk ke kamar dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Bagas menyusul, memeluk Lintang dari belakang dan merendahkan diri.

"Semua ini salahku, Lintang. Belakangan ini aku terlalu sibuk sampai mengabaikan perasaanmu. Dalam beberapa hari ke depan, aku akan membatalkan semua urusan dan jamuan, lalu langsung pulang ke rumah untuk menemanimu, oke?"

Lintang mengangkat pandangannya, menatap pria yang sedang membujuknya dengan lembut lewat pantulan cermin. Senyuman sinis pun tersungging di bibirnya.

"Kenapa mesti repot-repot? Aku…"

Sebelum Lintang bisa menyelesaikan kata-katanya, ponsel Bagas tiba-tiba berdering. Nada deringnya adalah lagu cinta yang hangat dan ceria, yang belakangan ini sedang populer.

Sebelumnya, nada dering Bagas selalu musik bawaan ponsel yang kaku dan standar. Lintang teringat saat mereka masih dimabuk cinta, tepat ketika perusahaan mereka baru dirintis. Saat itu, Lintang ingin Bagas bersamanya mengganti nada dering dengan lagu cinta duet pria dan wanita. Namun, Bagas menolak dengan alasan harus sering bertemu klien, sehingga akan menimbulkan kesan yang kurang baik.

Ternyata bukan karena "menimbulkan kesan yang kurang baik", melainkan karena Bagas merasa tidak pantas untuk menggantinya hanya demi Lintang.

Bagas mengeluarkan ponselnya, sekilas melihat layar, lalu langsung menutup panggilan tersebut. "Telepon penipuan."

Lintang mengatupkan bibir tipisnya hingga membentuk garis lurus. Dia jelas-jelas melihat nama penelepon yang tertera adalah "Bunga Edelweiss". Lintang hanya menggumamkan, "Oh," tanpa berkata lebih lanjut.

Ponsel Bagas kembali berdering. Bagas kembali menutup panggilan itu. Namun, ponselnya terus berbunyi. Akhirnya, Bagas membalikkan badan dan mengangkat panggilan itu dengan membelakangi Lintang.

"Beberapa waktu ke depan akan ada beberapa proyek penting di perusahaan. Aku sangat sibuk, jadi kuharap kamu bisa lebih mengerti. Malam ini aku akan lembur di kantor. Besok pagi aku akan cepat pulang untuk menemanimu mencoba gaun pengantin. Kamu nggak perlu menungguku. Cepatlah tidur."

Lintang tidak menatapnya. Dia hanya melanjutkan menggosok giginya. Melalui cermin, Lintang melihat Bagas keluar dari kamar mandi dan membuka pintu untuk pergi.

Setelah Bagas pergi, Lintang mengeluarkan ponselnya dan mencari arti "Bunga Edelweiss" di internet.

Di antara banyaknya jawaban, ada satu penjelasan yang langsung menarik perhatian Lintang.

[Bunga Edelweiss memiliki makna cinta abadi.]

Lintang menahan rasa perih yang tiba-tiba menusuk di dadanya. Lalu, secara refleks, dia membuka aplikasi penjualan properti dan memasang iklan untuk menjual vila tempat tinggal mereka saat ini.

Sebulan lagi, Lintang akan kembali ke ibu kota. Aset tetap yang dimilikinya di Kota Yora tidak lagi memiliki arti apa pun bagi Lintang.

Segala hal yang ada di sini tidak ingin lagi dipertahankan Lintang, termasuk Bagas.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
100 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status