Di luar jendela, suara petir mendadak menggelegar. Sembari memikirkan Vivian, Devan merenung sejenak, tapi akhirnya tidak lagi memaksa Scarlett. Dia berbalik badan dan melangkah pergi dengan cepat.Bagaimanapun juga, dia adalah cucu Trisha. Scarlett tetap tidak bisa menahan diri untuk mengingatkan, "Devan, pikirkan baik-baik, pulang sekarang sangat berbahaya."Namun, Devan seolah tidak mendengar kata-katanya. Dia bahkan tidak menoleh sedikit pun, tubuhnya langsung lenyap ditelan guyuran hujan yang deras.Scarlett tidak lagi buru-buru mengejarnya keluar seperti dulu. Dikejar juga percuma. Dia tahu, dirinya tidak mungkin bisa membujuk Devan. Hanya saja dia tidak menyangka, Devan bahkan bisa mengabaikan nyawanya sendiri demi Vivian."Nyonya Scarlett, kamarnya sudah siap." Pada saat itu, seorang pelayan masuk ke ruang tamu. Melihat ruang tamu hanya tersisa Scarlett seorang diri, dia bertanya dengan heran, "Ke mana Tuan Devan?"Scarlett menjawab singkat, "Dia sudah pulang."Pelayan itu terk
Read more