"Naiklah ke punggung saya, Nimas. Percayalah, saya tidak akan melukai Nimas sedikit pun," ujar Tumenggung Rukma, suaranya menenangkan dan penuh keyakinan, seraya membalikkan punggungnya, mempersilakan Mayang bersandar. Mayang Salewang, dengan mata yang meredup akibat kelelahan dan rasa sakit, menatap punggung tegap pemuda itu. Mempercayakan diri pada seorang asing dalam situasi berbahaya seperti ini adalah tindakan yang sangat berani. Namun, kehangatan dari tatapan mata Rukma sebelumnya, ditambah keputusasaan dari kondisinya, perlahan melunturkan kewaspadaan Mayang. "Tapi...""Percayalah pada saya, Nimas," sahut Rukma lagi, menyisipkan gurat ketulusan yang disengaja dalam nada bicaranya. Pikirannya berkecamuk; ia tahu persis siapa Nimas Mayang Salewang, target buruannya, yang kini justru harus ia gendong. Sebuah takdir yang rumit telah menghubungkan mereka.Dengan perlahan dan hati-hati, Mayang Salewang akhirnya menghela napas, lantas memeluk leher Tumenggung Rukma dan naik ke punggun
Last Updated : 2025-09-18 Read more