Ruang pertemuan Rakai Giriwasa, yang dinding-dinding batunya menyerap kelembaban purba, kini terasa diselimuti ketegangan yang kian pekat. Aura cemas memancar dari setiap Sanjaya yang hadir, menukik tajam pada pusat pusaran permasalahan: krisis suksesi takhta. Namun, di tengah atmosfer yang membeku itu, udara mendadak berubah. Getaran halus, seolah denyut nadi bumi sendiri, merambat pelan dari alas pijakan, merayapi dinding-dinding batu yang kukuh, hingga akhirnya berpusat di dada Mpu Kumbhayoni yang terdiam khusyuk.Mpu Kumbhayoni memejamkan kedua bola matanya. Napasnya, yang semula lembut, kini berubah menjadi teratur, dalam, dan berat, menyerupai ritme detak jantung purba. Di benaknya, alunan mantra kuno yang diwariskan turun-temurun dari garis leluhur Sanjaya bergema lirih. Setiap kata bagaikan nyala yang telah lama terpendam di bawah tumpukan abu kini mulai terhembus kembali, memercikkan bara.“Oṁ Agni-mula, jñāna-vahni, śakti prabhā...” desah M
Last Updated : 2025-10-18 Read more