Semua ingat betul malam itu, wilayah Walaing di dataran Kewu membeku dalam keheningan yang menyesakkan.Kegelapan gulita terasa semakin mencekam, ditelan oleh pasukan Medang yang menyebar di seluruh penjuru. Jentera Kenanga dan pasukannya, ‘Sanditaraparan’, telah memastikan bahwa wilayah tersebut telah terkepung, bahkan semut pun tak akan lepas dari jaring tak kasat mata mereka.Rukma, tangan kanan Panglima Jentera Kenanga, nampak sangat gelisah. Tubuhnya kaku, memantulkan ketidaknyamanan yang tidak bisa ia sembunyikan sepenuhnya. “Kau yakin dengan rencana ini, Kakang Jentera?” tanya Rukma, suaranya nyaris berbisik, diselimuti gemetar samar. “Wilayah Walaing… bahkan jangkrik pun bungkam malam. Hati kecilku resah, seolah merasakan firasat buruk yang menggantung di udara.”Jentera Kenanga menoleh sedikit. Wajahnya yang tegar bagai karang pantai laut Selatan, tetap menjulang meskipun dihantam ombak ganas ribuan tahun, tak goyah. “Aku hanyalah bawahan, Rukma,” katanya dengan nada berat ya
Last Updated : 2025-09-09 Read more