Emilia menarik napas kasar. “Kenapa kamu lakukan itu, Alea?” Alea menggelengkan kepalanya. “Ma,” lirihnya. Ia sangat sakit melihat mamanya menangis karenanya. “Hamil diluar nikah. Lelaki itu,” Emilia menahan isak tangisnya, “suami dari Aleza. Kakak kamu, kembaran kamu.” “Mama, maafkan aku ….” Air mata Alea mengucur deras. “Kamu membuang kotoran ke wajah Mama,” tangis Emilia pecah. “Selama ini Mama mati-matian membela kamu di depan Papa. Tapi kamu malah membuat aib.” “Mama, aku—” “Dasar murahan!” maki Aleza bersamaan dengan tamparan yang mendarat di pipi Alea lagi. Emilia sempat kaget karena itu, tapi ia menahan diri. Baginya, kali ini Alea sudah keterlaluan. Tidak bisa ia bela dan maafkan begitu saja. Alea menoleh ke arah Javier di ujung tangga—lelaki itu berdiri santai, mengisap rokok, tatapannya penuh ejekan. “Aku gak bermaksud merusak pernikahanmu, Aleza. Malam itu, dia yang menjebakku. Percaya padaku,” lirih Alea. Air matanya tidak bisa dibendung. Ruangan langsung memb
Last Updated : 2025-09-30 Read more