William menatap Javier lama, seolah ingin memastikan telinganya tidak salah menangkap.“Aleza?” ulangnya pelan, nyaris berbisik. “Kau bilang Aleza?”Javier mengangguk sekali. Wajahnya buram, mata merahnya menatap kosong ke arah jendela kamar hotel yang setengah terbuka. Angin malam menyeruak masuk, tapi keringat dingin justru mengalir di pelipisnya.“Aku dengar sendiri, Will. Dia bertemu dan bicara dengan Dania di toilet.” Suaranya serak, parau, seakan setiap kata menyayat tenggorokannya sendiri. “Aku dengar semuanya, tanpa satu pun yang terlewat.”William terpaku. “Dania?” Ia mencoba mengingat nama itu. “Mantan staf marketing yang dulu—”“Yang dulu dituduh aku menghamilinya,” potong Javier cepat, nadanya dingin. “Karena itu, Alea memakiku di depan semua orang, memutuskan hubungan kami, menganggapku hanya gila selangkangan, berengsek, bajingan dan sebagainya.” Ia tertawa pendek, miris. “Lucu, ya? Ternyata selama ini aku membenci orang yang salah.”William masih terdiam. Ia belum sepen
Last Updated : 2025-10-20 Read more