Javier telah bersiap dengan jas biru tuanya, celana warna senada, dan sepatu hitam mengilat. Penampilannya—sempurna, rapi, dan berkuasa. Pintu kamar utama dibuka tanpa mengetuk. Udara dingin dari AC kamar itu menyambutnya, tapi hawa panas dari kemarahan seorang Javier tetap tinggal. "Alea, bangun!" perintahnya, suaranya sedingin baja yang baru ditempa.Alea terperanjat kaget. Matanya yang sembap langsung menangkap sosok Javier. Ketakutan itu refleks menyelimutinya, membuat bulu kuduknya meremang.Ia masih terbaring di tempat tidur empuk itu, mengenakan kemeja hitam kebesaran milik Javier. "Aku mohon, pergilah," bisik Alea, menggenggam selimut hingga buku-buku jarinya memutih. Kepalanya masih berdenyut, dan ia merasa perutnya perih dan sakit. Javier tidak bergerak. Ia hanya melirik jam di pergelangan tangannya. "Aku tidak punya banyak waktu untuk drama. Bangun sekarang, bersihkan dirimu, dan kenakan pakaian yang sudah kusediakan." Menunjuk ke sofa di mana ada paper bag warna cokela
Last Updated : 2025-10-15 Read more