“Mba! Mba kenapa?!”Sarah yang baru keluar dari kamar mandi langsung terpekik kaget. Handuk yang tadi digenggamnya sontak ia lempar begitu saja, lalu ia berlari menghampiri Raisa yang meringis sambil memegangi kepala.“Kepala saya tiba-tiba sakit, Sar… tolong ambilin obat di laci, ya.”Sarah segera jongkok di samping Raisa, kedua matanya panik. “Mba, pelan-pelan dulu… duduk yang nyaman, ya.” Ia membantu Raisa bersandar pada bantal sofa sebelum beranjak menuju laci kecil dekat meja.Sarah membuka laci itu terburu-buru, mencari botol obat sambil sesekali melirik Raisa yang masih mengusap pelipisnya. “Ketemu!” serunya. Ia kembali mendekat, mengeluarkan dua tablet, lalu menyodorkannya bersama segelas air.“Nih, Mba. Minum dulu… kalau masih pusing nanti kita ke klinik, ya?”Raisa menggeleng pelan, napasnya pendek-pendek. “Nggak usah ke klinik… cuma tiba-tiba aja nyut-nyutan.”Ia menelan obat itu, kemudian memejamkan mata, mencoba menstabilkan dirinya.Sarah duduk di sebelahnya, wajahnya ta
Última atualização : 2025-11-23 Ler mais