Hujan malam Jakarta menetes pelan di jendela apartemen, membentuk ritme yang hampir seperti detak jantung. Anthony masih berdiri dekat meja, ponsel Anetta di tangannya, sorot mata ambernya tajam menatap perempuan itu."Kenapa kamu diam aja, hm? apa dugaan aku benar? Jawab aku, Ta." Suara Anthony terdengar pelan namun tajam.Anetta duduk di sofa, menunduk, jari-jari gemetar memainkan ujung selimut. “Tony… aku… aku nggak tahu harus bilang apa,” suaranya serak, tapi ia berusaha tetap tenang.Anthony menaruh ponsel, mendekat pelan, lalu duduk di sampingnya. Bahunya hampir menempel, tapi cukup untuk membuat Anetta merasakan kehangatan yang menenangkan sekaligus menegangkan. “Kamu nggak harus langsung menjelaskan semuanya sekarang,” katanya lembut, namun nada itu tetap memaksa, membuat Anetta tak bisa lepas dari tatapan matanya.“Kalau begitu… apa yang harus kulakukan?” Anetta menatap tangan Anthony, berharap bisa meminjam sedikit keberanian dari laki-laki di sampingnya itu.Anthony menghe
Last Updated : 2025-10-09 Read more