Di teras Lelap Hotel, Rina berdiri dengan rambut sedikit lembab, wajahnya terlihat segar sekaligus gugup. Fahmi berdiri di sampingnya, memandanginya dengan tatapan penuh arti.“Ayo,” ucap Fahmi, sambil mengulurkan tangan.Rina sempat ragu sepersekian detik, tapi kemudian jemarinya menyambut hangat genggaman itu. Kulit mereka bersentuhan, ada getaran halus yang membuat Rina tersenyum malu-malu.Langkah mereka menyusuri trotoar yang masih basah. Seakan dunia hanya milik berdua, mereka bergandengan erat. Beberapa orang yang lewat menoleh, mungkin mengira mereka pasangan resmi yang tengah menikmati malam.“Ayo Mi, jalannya yang cepat,” kata Rina manja, sedikit menarik lengan Fahmi. “Aku pengen cepat sampai ke rumah sakit.”“Tenang aja, Rin,” jawab Fahmi dengan suara menenangkan. “Rumah sakitnya kan cuma tiga ruko dari sini. Gak jauh kok.”Ia menatap wajah Rina, lalu tersenyum. “Tenang, Sayang … mamamu baik-baik saja.”Rina terhenti sepersekian detik, jantungnya berdegup kencang. Panggilan
Dernière mise à jour : 2025-10-03 Read More