Fahmi melonggarkan pelukannya, tetapi tangannya masih menangkup wajah Rina.“Aku pergi. Tapi janji, kamu akan langsung menghubungiku kalau ada apa-apa, sekecil apa pun itu,” pinta Fahmi, tatapannya memohon.“Aku janji,” jawab Rina, suaranya mantap.Fahmi mendekatkan wajahnya lagi, memberikan ciuman terakhir yang lembut, penuh janji. Ia kemudian melepaskan Rina, memaksakan diri mundur.“Sampai jumpa, Cintaku,” bisik Fahmi, lalu berbalik cepat dan berjalan menuju lift tanpa menoleh lagi. Ia tahu, jika ia menoleh, ia tidak akan pernah bisa meninggalkannya.Rina memperhatikan punggung Fahmi hingga pintu lift tertutup. Ia merasakan dadanya berdesir, perpaduan antara kesedihan karena perpisahan dan juga perasaan ‘sendiri’ lagi saat netranya tak lagi bisa melihat punggung Fahmi yang menjauh itu.Ia menarik nafas panjang, memaksakan dirinya untuk bersikap normal. Ia berjalan ke depan kamar rawat ibunya, membuka pintu dengan sangat hati-hati. Di dalam, lampu ruangan sedikit diredupkan.Bu Rati
Last Updated : 2025-10-24 Read more