“Apa kau sadar, Jaya, bahwa tindakanmu telah menyalahi dekrit kekaisaran?” suara Anantaka menggema tegas, jauh berbeda dari biasanya. “Kau menculik muridku, melakukan praktik terlarang, dan menodai kehormatan perguruan. Kau pikir Sang Kaisar tidak mengetahui semua perbuatanmu itu?”Nada bicaranya tajam, nyaris seperti cambuk yang menghantam keras. Wajah Anantaka yang biasanya tenang kini tampak gelap, matanya menyorot dengan amarah yang ditahan.Jaya, sang instruktur dari Perguruan Naga Emas, hanya terdiam di bawah tekanan itu. Ia tahu betul bahwa tuduhan itu benar adanya. Ia memang bersalah, namun selama ini statusnya sebagai bangsawan kelas satu membuat segala skandalnya tertutupi.Ia berusaha tersenyum tipis, meski getir. “Dan kau, Anantaka,” ucapnya perlahan, “kau pikir kau lebih suci dariku? Kau, anak buangan kekaisaran, bersekongkol dengan praktisi iblis. Apa kau kira Kaisar akan mempercayaimu, jika—”Ucapan itu belum selesai ketika suara mendesing tajam menembus udara. Jarum-ja
Última actualización : 2025-10-15 Leer más