Suara langkah kaki Amanda terdengar jelas dari ruang tamu — cepat, mantap, seperti biasa. Aku berdiri di dekat pintu kamar Mama, masih mencoba menormalkan napas yang tak beraturan. Di balik daun pintu itu, Lydia mungkin sedang berusaha menenangkan diri seperti aku.Kupaksakan senyum saat Amanda muncul di ujung lorong. Rambutnya sedikit berantakan, tapi wajahnya cerah, tampak senang akhirnya pulang lebih awal.“Rey, kamu baru sampai? Kenapa masih di sini? Nggak ganti baju?” tanyanya.“Iya, ini baru mau ke kamar,” jawabku.Amanda tersenyum kecil, lalu menatap ke arah kamar ibunya. “Mama masih bangun?”Aku sempat ragu sebelum menjawab. “Iya, tadi aku bantu Mama buat jalan. Kayaknya kakinya masih agak sakit, jadi dia tadi mau jatuh gitu.”“Oh, ya ampun… mama mau jatuh?” Amanda bertanya sambil berjalan pelan ke arah kamar Lydia, tapi langkahnya berhenti di tengah.“Iya, makanya aku bantu,” kataku, mencoba terdengar biasa.Amanda hanya mengangguk. “Baiklah.”Dia kemudian mengetuk pelan pint
Last Updated : 2025-10-20 Read more