Livia gelagapan. Wajahnya yang biasanya tenang dan berwibawa, kini terlihat seperti anak sekolah yang lupa mengerjakan PR saat ditunjuk guru.“Apa?! Hari ini?!” pekiknya, masih belum bisa percaya dengan apa yang didengarnya.Matanya bergerak liar ke kiri dan ke kanan, tanda bahwa otaknya sedang bekerja keras memproses informasi dadakan ini. Ada kepanikan di sana, tapi juga ada kilatan gairah yang tak bisa disembunyikan.“Iya Bu. Hari ini,” tegasku, menurunkan nada suaraku menjadi bujukan halus. “Bagaimana, Bu? Bu Livia bisa nggak, meluangkan waktu sekarang?”Livia memijat pelipisnya. “Tunggu dulu, Rey. Aku bingung… ini terlalu mendadak. Aku punya meeting jam dua siang, terus nanti malam suamiku pulang cepat…”Aku melihat keraguan di matanya. Ada kemungkinan besar dia akan menolak karena panik. Jadi, aku memutuskan untuk melakukan manuver ofensif yang lembut. Aku harus memainkan kartu emosional.“Saya mengerti, Bu. Memang ini mendadak,” kataku pelan, menatap matanya dalam-dalam. “Tapi…
Last Updated : 2025-11-30 Read more